
Data website adalah aset digital paling berharga yang Anda miliki. Di dalamnya tersimpan semua konten, desain, konfigurasi, dan, yang paling penting, data pelanggan Anda. Kehilangan data website, entah karena serangan hacker, kegagalan server fisik, atau kesalahan konfigurasi manusia, dapat berakibat fatal, mulai dari hilangnya pendapatan hingga kerusakan reputasi merek yang tidak dapat diperbaiki.
Meskipun banyak penyedia hosting menawarkan layanan pencadangan (backup) otomatis, mengandalkan satu sumber saja adalah praktik yang berisiko. Strategi pencadangan yang matang mengharuskan Anda memegang kendali atas backup Anda sendiri dan menyimpannya di lokasi yang terpisah secara fisik dari server hosting utama—sebuah praktik yang dikenal sebagai backup offsite.
Proses backup website pada dasarnya terbagi menjadi dua komponen utama: File Website dan Database. File website mencakup semua script (PHP, HTML, JavaScript), gambar, tema, dan plugin. Sementara database adalah tempat semua konten dinamis (artikel blog, komentar, data produk, dan informasi pengguna) disimpan. Kedua komponen ini harus dicadangkan secara lengkap dan teratur.
Artikel ini akan menyajikan panduan komprehensif mengenai cara melakukan backup kedua komponen tersebut dari lingkungan hosting, menjelaskan berbagai metode yang tersedia, dan merinci strategi penyimpanan offsite untuk memastikan data Anda selalu aman dan dapat dipulihkan dalam kondisi darurat apa pun.
Metode Backup File dan Database
Mencadangkan data website memerlukan pendekatan yang berbeda untuk file statis dan database dinamis.
1. Mencadangkan File Website (Statis Assets)
File website mencakup semua elemen non-dinamis yang membentuk tampilan dan fungsi website Anda.
A. Metode 1: Menggunakan File Manager (GUI)
Sebagian besar control panel hosting menyediakan fitur File Manager.
- Akses File Manager: Login ke control panel hosting Anda dan navigasikan ke File Manager.
- Kompresi Folder: Temukan folder root website Anda (biasanya
public_htmlatau nama domain Anda). Pilih semua file dan folder di dalamnya dan gunakan fitur Compress atau Archive (Zip/Tar.GZ) yang tersedia. Mengompresi file akan menggabungkannya menjadi satu file tunggal yang lebih mudah diunduh dan diunggah. - Unduh Lokal: Setelah kompresi selesai, unduh file arsip tersebut ke komputer lokal Anda.
B. Metode 2: Menggunakan FTP/SFTP (Disarankan untuk File Besar)
Untuk website dengan ukuran file yang sangat besar, menggunakan File Manager bisa tidak stabil. Protokol SFTP (Secure File Transfer Protocol) atau FTP adalah solusi yang lebih efisien.
- Gunakan Klien FTP: Instal dan login ke website Anda menggunakan klien FTP/SFTP.
- Transfer: Unduh seluruh folder root website Anda (termasuk semua subfolder dan file tersembunyi) secara rekursif ke direktori di komputer lokal Anda.
- Keunggulan: SFTP menyediakan koneksi yang lebih stabil dan aman dibandingkan interface berbasis browser, dan beberapa klien FTP memiliki fitur untuk melanjutkan transfer (resume) jika koneksi terputus.
2. Mencadangkan Database (Konten Dinamis)
Database (misalnya MySQL atau MariaDB) adalah komponen yang paling sering diperbarui dan paling kritis untuk website dinamis (seperti yang dibangun di atas platform CMS populer).
A. Metode 1: Menggunakan phpMyAdmin (GUI)
Ini adalah metode paling umum dan mudah untuk database yang ukurannya tidak terlalu besar.
- Akses phpMyAdmin: Login ke control panel hosting Anda dan navigasikan ke tool phpMyAdmin.
- Pilih Database: Pilih database yang sesuai dengan website Anda dari daftar di sebelah kiri.
- Ekspor: Klik tab Export. Untuk pemula, pilih metode Quick (Cepat) dan pastikan formatnya adalah SQL. Klik Go atau Export untuk mengunduh file
.sqlke komputer lokal Anda. File.sqlinilah yang berisi semua struktur tabel dan data konten Anda.
B. Metode 2: Menggunakan Command Line (Disarankan untuk Database Besar)
Untuk database berukuran gigabyte, timeout browser pada phpMyAdmin sering terjadi. Menggunakan command line melalui SSH (Secure Shell) adalah solusi yang paling stabil.
- Koneksi SSH: Akses server hosting Anda melalui SSH.
- Ekspor Database: Gunakan tool
mysqldumpdengan perintah berikut (ganti database_name dan user):Bashmysqldump -u username -p database_name > backup_db_tanggal.sql - Transfer: Setelah file
.sqldibuat di server, gunakan klien SFTP (Metode 1.B) untuk mengunduh file tersebut ke komputer lokal Anda.
3. Strategi Penyimpanan Offsite yang Efektif
Memiliki backup di komputer lokal sudah baik, tetapi menyimpannya di lokasi terpisah (offsite) adalah best practice keamanan data.
A. Aturan 3-2-1
Terapkan aturan pencadangan 3-2-1 sebagai standar:
- 3 Salinan data (data asli + dua backup).
- 2 Jenis media penyimpanan berbeda (misalnya, hard drive lokal dan penyimpanan cloud).
- 1 Salinan disimpan di lokasi offsite (penyimpanan cloud).
B. Pemanfaatan Penyimpanan Cloud
Layanan penyimpanan cloud publik (seperti yang tersedia secara luas) adalah tempat yang ideal untuk backup offsite karena:
- Redundansi: Data disimpan di beberapa server dan lokasi geografis.
- Aksesibilitas: Anda dapat memulihkan data dari mana saja.
- Otomatisasi: Anda dapat menggunakan tool sinkronisasi untuk mengunggah backup secara otomatis dari komputer lokal Anda ke cloud.
C. Enkripsi (Wajib)
Selalu enkripsi file backup Anda sebelum mengunggahnya ke cloud atau penyimpanan eksternal. Ini memastikan bahwa jika backup Anda jatuh ke tangan yang salah, kontennya tetap tidak dapat diakses.
4. Jadwal Backup dan Pemulihan
Backup yang efektif harus teratur dan teruji.
- Jadwal: Seberapa sering website Anda diperbarui?
- Blog atau website yang sering diperbarui (harian): Backup Harian.
- Website statis yang jarang diubah: Backup Mingguan atau Bulanan.
- Uji Pemulihan: Lakukan simulasi pemulihan data setidaknya sekali untuk memastikan file backup Anda lengkap dan berfungsi. Backup yang tidak pernah diuji adalah backup yang tidak dapat dipercaya.
Kesimpulan
Mencadangkan data website dari hosting adalah tindakan preventif yang harus menjadi prioritas operasional. Proses ini melibatkan pemisahan tugas pencadangan antara File Website (melalui File Manager atau SFTP) dan Database (melalui phpMyAdmin atau SSH). Setelah backup berhasil diunduh, menerapkan strategi 3-2-1 dan menyimpan backup offsite yang terenkripsi adalah langkah terakhir dan paling penting untuk menjamin keberlanjungan digital. Jangan pernah mengandalkan backup otomatis penyedia layanan; kontrol penuh atas data Anda adalah satu-satunya jaminan pemulihan yang sukses.
Kata Penutup
Waktu terbaik untuk membuat backup website adalah kemarin. Waktu terbaik kedua adalah hari ini. Ambil kendali atas data Anda, dan pastikan website Anda siap menghadapi tantangan digital apa pun di masa depan.